Kategori
Sejarah

Mengapa lantai Masjidil Haram tetap dingin walaupun cuaca sedang panas sekali?

Bagi yang pernah berumroh/haji di bulan Juli/Agustus/September (musim panas di Saudi Arabia) bisa merasakan ini. Walaupun suhu mencapai 50⁰ Celcius, lantai mataf (sekeliling ka’bah) tetap dingin. Kenapa ya?

Bagi yang pernah berumroh/haji di bulan Juli/Agustus/September (musim panas di Saudi Arabia) bisa merasakan ini. Walaupun suhu mencapai 50⁰ Celcius, lantai mataf (sekeliling ka’bah) tetap dingin. Kenapa ya?

Mungkin tidak banyak orang yang memperhatikan ini. Tapi, bagi yang merasakannya akan keheranan. Ada yang mengatakan karena ada AC di bawah lantai tersebut. Jawaban ini ternyata tidak benar. Yang lebih tepat adalah karena marmer lantai yang digunakan di Masjidil Haram adalah marmer khusus.

Sebagai bangunan termahal di dunia, Masjidil Haram didisain secara hati-hati dengan memperhatikan banyak detail. Untuk lantainya, menggunakan bahan batu yang khusus didatangkan dari Pulau Thasos, di dekat Laut Aegea, Yunani. Sang Arsitek, DR. Kamal Ismaeel, seorang arsitek terpandang dari Mesir memiliki riset tersendiri tentang hal ini.

Bahan marmer ini sudah digunakan sejak jaman Yunani kuno sebagai bahan lantai terbaik. Pada malam hari, marmer ini akan menyerap kelembapan yang didapatkannya dan kemudian mengeluarkan kelembapan tersebut di siang hari sehingga lantai tetap sejuk.

Sebagai arsitek utama, beliau mengerahkan segala kemampuan dan mendedikasikan diri untuk pembangunan Rumah Allah SWT ini secara maksimal. Kerajaan Saudi Arabia pun, dengan kekayaan yang dimilikinya, memberikan anggaran yang sangat besar untuk pembangunannya.

Walaupun demikian, Dr. Kamal Ismaeel ini ternyata menolak untuk diberikan upah atas hasil disainnya ini. Salah satu ucapannya yang terkenal atas penolakannya ini adalah:

“Why should I accept money (for my work) at the two sacred mosques, how will I face Allah (on the Day of Judgement?).”

Terjemahan bebasnya:
“Mengapa saya harus menerima upah (untuk pekerjaan saya) di dua mesjid agung ini, bagaimana saya nanti menghadap Allah [mempertanggungjawabkannya] (di hari kiamat?).”

Beliau bahkan benar-benar menolak pembayaran, walaupun jika hanya 1 SAR (Saudi Arabia Riyal). 😱

Masya Allah.

Insya Allah ini menjadi pahala jariyah yang tak terhingga bagi beliau karena dengan kerja kerasnya, para jamaah haji dan umroh dari seluruh dunia menjadi lebih nyaman.

Sebagai informasi tambahan, setelah 15 tahun pembangunan Masjidil Haraam, pembangunan Masjid Nabawi juga menggunakan keahlian beliau dan juga menggunakan bahan batu yang sama untuk marmer lantainya.

Wallahu a’lam bissawaab

Saya ingin bertanya:
Ada yang bisa dibantu?
Assalamualaikum Wr. Wb.,

Ada yang bisa kami bantu?